JEMBATAN SURAMADU
Ide awal dari pembangunan jembatan Suramadu adalah berawal tahun 1960-an, adalah dosen ITB Prof Dr. Setyadmo (alm) mengusulkan terobosan zaman itu, yaitu menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera.
Ide gila itu mendapat respon berbagai pihak, sehingga pada 1965 dibuat desain oleh
ITB jembatan melintasi Selat Madura tersebut.
Saat itu Orde Baru baru berkuasa sekitar tahun 1965 proposal diajukan kepada presiden
Soeharto. Namun, meluas tidak hanya menyatukan Pulau Jawa dan Sumatra saja,
tapi juga Pulau Jawa-Madura dan Jawa-Bali, dikenal dengan nama Tri Nusa Bima
Sakti.
Menristek, Kepala BPPT saat itu, B.J. Habibie,
mendapat tugas untuk mengkaji pembangunan tiga jembatan spekatakuler menyatukan
Pulau Sumatera dan Jawa, berikutnya Pulau Jawa dan Madura serta Pulau Jawa dan
Bali.
Dari tiga jembatan melintasi selat yang
menyatukan pulau satu dengan lainnya itu, secara teknologi dan finansial, tahap
awal lebih memungkinkan menyatukan Pulau Jawa dengan Madura. Jembatan sepanjang
lebih dari lima kilometer di Selat Madura itu dibangun dengan kontruksi
konvensional berupa tiang pancang beton dengan bentang tengah berupa konstruksi
gantung seperti halnya golden gate di San Fransisco, AS.
Akhir tahun 1980-an, ide pembangunan jembatan
Suramadu (Surabaya-Madura) terus bergulir. Keinginan merealisasikan jembatan
Suramadu makin mengebu, pada awal tahun 1990-an dimana gubernur Jatim saat itu
dijabat Soelarso, B.J. Habibie kembali menggulir rencana pembangunan jembatan
melintasi Selat Madura.
Ini seiring dengan dikukuhkannya pembangunan
jembatan Suramadu sebagai jembatan nasional melalui Keputusan Presiden, Nomor
55 Tahun 1990.
Baru saat Presiden digenggam Megawati
Soekarnoputri-lah pada 20 Agustus tahun 2003, wujud fisik pembangunan jembatan
Suramadu mulai tampak. Selebihnya pemerintahan SBY tinggal melanjutkan dan
merampungkan mega proyek fenomenal tersebut.
dari beberapa sumber.
Leave a Comment